Jumat, 27 Februari 2015

(Empty)


Aku tidak tahu bagaimana harus mengungkapkannya
bagaikan hembusan angin di tepi laut
Tak dapat ku lihat
tapi dapat kurasakan kehadirannya membelai permukaan kulitku
Menari bersama riak air laut dan temaram redup lampu lampu kapal nelayan di kejauhan
Aku tahu kamu tidak pernah ada di dekatku
tapi entah bagaimana dapat kurasakan hadirmu di dalam setiap langkahku
Mungkin ini kegilaan atau mungkin keputusasaan
karena bagai keanggunan mentari senja di hujung sana
Tak perduli sekeras apa pun aku mencoba pasti takkan pernah bisa tuk kuraih
bagitu jauh….
Tapi dengan melihat nya bersinar cerah saja itu sudah cukup bagiku
Karena senyumnya adalah bahagiaku
tak perduli kemana arahnya

Masih di tepian dermaga ku sendiri
tiupan angin malam terasa semakin dingin menusuk kulitku,
tapi ku belum akan pergi
Karena sesaat lalu masih kulihat bayangmu tersenyum kepadaku dari balik gelapnnya malam
Bagai sesosok bidadari surga
Kalau itu mimpi aku ingin tertidur selamanya
agar dapat melihat senyummu disepanjang waktuku

Dan lagi dinginnya angin malam menyadarkanku
aku sendiri disini bayangmu telah hilang dibalik gelapnya malam
Tak perduli apapun yang terjadi
Tersenyumlah disepanjang harimu
Dengan begitu aku akan bahagia
Walau tak berada di dekatmu
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar